Minggu, 27 Desember 2009

Kliping Harga Logam Mulia Emas: 25 Desember 2009

Harga emas terdorong depresiasi dolar AS

oleh : Taufik Wisastra

Harga kontrak emas naik ke level tertinggi dalam seminggu seiring depresiasi dolar AS yang mendorong permintaan logam mulia sebagai alternatif investasi.

Nilai tukar dolar AS merosot ke titik terendah pekan ini terhadap enam mata uang utama dunia. Emas lantakan, yang biasanya dibeli pedagang untuk lindung nilai dari inflasi, bergerak naik jika nilai tukar dolar AS melemah.

Harga logam mulia, yang menguat 25% tahun ini, menyentuh level rekor US$1.227,50 per ounce pada awal bulan ini, sedangkan dolar merosot lebih dari 4%.

“Sentimen masih menguat, sementara greenback terus mendapat tekanan,” kata James Moore, analis pada TheBullionDesk.com di London.

Harga perdagangan berjangka emas untuk pengiriman Februari naik US$10,80 (1%) menjadi �US$1.104,80 per ounce di unit Comex, New York Mercantile Exchange, kenaikan terbesar sejak 16 Desember.

Harga logam mulia mencatat reli tahun ini. Pertumbuhan di Amerika Serikat yang melemah selama resesi terpanjang sejak Perang Dunia II mendorong permintaan emas sebagai alternative penanaman modal. (tw)


Pedagang Berburu Investasi Emas Pegadaian


TEMPO Interaktif, Makassar -Perusahaan Umum Pegadaian menyatakan produk investasi emas koin dan batangan 5 gram hingga 1 kilogram tengah diburu para pedagang kelontongan di Sulawesi Selatan.

Menurut Kepala Humas dan Hukum Perum Pegadaian Kanwil Sulselbar dan Maluku, Syafiuddin para pedagang tertarik karena kadar emas 22 karat mencapai 99,9 persen dan bersertifikasi internasional dari PT Aneka Tambang.

“Pedagang banyak yang menyetorkan uangnya untuk mendapatkan emas berkadar 22 karat,” kata dia disela kegiatan sosialisasi investasi emas, di Kantor Telkom Flexi Kandatel Makassar, kemarin.

Syafiuddn menjelaskan, investasi emas sangat diminati pedagang kecil yang bergerak di usaha mikro. Produk Perum Pegadaian yang diperkenalkan Februari 2009 itu, hadir dalam berat 5 gram, 10 gram, 15 gram, 25 gram dan 1 kilogram. Syafiuddin mengaku, pedagang lebih menyukai investasi emas sebesar 5 – 10 gram.

Puncak permintaan invetasi emas terjadi di April – November lalu sebanyak Rp 1,85 miliar yang berasal dari 400 pedagang, dengan total emas sebesar 90 kilogram. Daya tarik investasi emas, jelas dia, terletak dari sisi margin keuntungan yang ditawarkan.

Untuk investasi satu bulan memberikan margin keuntungan tiga persen, kemudian enam bulan sebanyak enam persen, setahun mendapat 12 persen. Lalu 18 bulan sebanyak 18 persen, dua tahun 24 persen, dan 36 bulan 36 persen. Beramai-ramainya pedagang ikut investasi emas itu, sambung dia, karena pertimbangan jangka panjang.

Hal itu disebabkan harga emas setiap waktu terus mengalami kenaikkan dan aman disimpan dalam jangka panjang dibandingkan deposito perbankan. Apalagi mendapat jaminan dari perusahaan tambang kelas dunia PT Aneka Tambang yang selama ini menjadi lembaga sah sertifikasi emas.

“Masyarakat bisa mengikuti investasi emas dengan cukup menyetorkan uang muka 20 persen. Serta melengkapi surat lain seperti KTP dan slip gaji. Emas koin dan batangan bisa dimiliki setelah cicilan lunas,” kata dia.

Meski belum lunas, tutur dia, nasabah bisa menjual emas kapan saja ke Pagadaian yang dipotong dari sisa angsuran. Bahkan dengan memperlihatkan sertifikat, nasabah bisa memperdagangkan emasnya dipasaran dengan harga tertinggi. Berbeda dengan emas dalam bentuk perhiasan yang akan mengalami hitungan susut.

Dia menambahkan, Perum Pegadaian juga aktif melakukan sosialisasi investasi emas di perusahaan BUMN, pemerintahan, dan korposari swasta. “Investasi emas lebih menguntungkan daripada menyimpan uang di bank. Negara-negara di Eropa menyimpan devisa negara dalam bentuk emas,” ungkap dia.

Jika produk emas berjalan sukses maka Pegadaian akan menambah lagi pundi-pundi keuntungan setiap tahun. Sampai posisi November 2009, omset kredit sudah mencapai 98 persen atau Rp4,6 triliun dari target Rp4,7 triliun di akhir tahun.

Pencapaian omset itu, tumbuh 20 – 40 persen di bandingkan 2007 – 2008. Omset Pegadaian di 2007 mencapai Rp1,4 triliun dan 2008 berkisar Rp2 triliun.


Sumber:
web.bisnis.com dan www.tempointeraktif.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Pengikut