Sabtu, 19 Desember 2009

Investasi Emas-Menyemai Bibit Emas Mengalahkan Inflasi

By: Edy Can, Dessy Rosalina

Mempelajari seluk beluk investasi emas dengan metode investasi berkebun emas

Investasi logam mulia emas ala Rully Kustandar

Rully Kustandar tersenyum lebar tahun ini. Investor emas asal Bandung Jawa Barat, ini bakal mendulang untung gede lantaran harga emas meroket.
Ya harga emas memang menyilau tahun ini. Hingga Kamis (10/12) lalu, harga si kuning kemilau di divisi Comex, Bursa di NYMEX telah menanjak 28,52% dari awal tahun. Awal Januari 2009 harga emas di bursa ini US$ 887,3 per ons troy. Kini harga komoditas yang sama sudah melambung ke US$ 1.140,40 per ons troy.
Cuma, Rully bukan investor emas biasa. Ia memainkan jurus investasi yang berbeda dibandingkan dengan investasi yang dilakukan investor emas pada umumnya. Jurus investasi ini lebih menghasilkan keuntungan emas yang lebih berkilau ketimbang cara-cara investasi tradisional.
Mantan manager teknologi informasi pada salah satu perusahaan ini menyebut jurusnya sebagai investasi “berkebun emas”. Metode investasi yang ia temukan pada 2007 lalu itu melibatkan perbankan syariah dan pegadaian. Cuma, agar bisa memanen untung dari jurus investasi ala Rully ini, calon investor harus siap ber investasi jangka panjang, paling tidak selama 2 tahun sampai 3 tahun.

Investasi logam mulia emas batangan berkadar 24 karat

Rully menyarankan, sebaiknya investor ber investasi emas batangan berkadar 24 karat dengan tingkat kemurnian keabsahan kualitas dan kadar emas batangan sangat terjamin dengan adanya sertifikat.
Sebenarnya, metode investasi Rully cukup sederhana. Kalau mau meniru dia, setelah membeli batang emas yang pertama anda harus menggadaikan emas itu ke Bank Syariah atau Pegadaian. Tentu anda harus ke tempat gadai yang memasang biaya gadai yang paling murah. Maklum, setiap bank syarial atau pegadaian memiliki ketentuan dan biaya yang berbeda atas layanan gadai emas ini.
Menurut Rully, tempat gadai yang seharusnya menjadi pilihan adalah bank syariah yang memberikan nilai gadai paling tinggi tapi mengenakan biaya sangat rendah. Setelah menggadaikan emas tadi, anda akan mendapatkan dana segar dari bank. Dana tersebut harus anda pakai untuk membeli emas lagi. Lalu emas yang kedua ini juga harus anda gadaikan. Tentu anda harus merogoh kocek tambahan karena dana gadai dari bank hanya berkisar 60% - 80% harga emas yang digadaikan. Langkah ini kudu anda lakukan berulang kali hingga merasa cukup.
Tapi ingat, anda tidak boleh menggadaikan emas yang terakhir. Sebab emas terakhir ini akan menjadi modal anda untuk menebus satu demi satu emas yang anda gadaikan, saat harga naik. Karena itu rully menyebutnya sebagai kunci harta karun.
Kapan saat tepat bagi anda untuk memanen kebun emas? Rully menyarankan, penjualan kunci harta karun dan emas-emas sebelumnya baru dilakukan setelah ada kenaikan harga minimal 30%.

Investasi logam mulia emas tahan Inflasi

Melalui metode yang sederhana ini, menurut Rully, dua pertiga modal investasi berasal dari bank. Setelah 2 tahun atau tiga tahun, dia yakin nilai utang investor pada bank bakal menyusut seiring kenaikan harga emas. “Emas itu zero inflation dan harganya tidak pernah turun tapi malah bisa naik 20% hingga 25% per tahun”, ujarnya.

Investasi logam mulia emas tetap ada resiko

Meskipun tampak menggiurkan, metode investasi Rully ini bukan tanpa resiko. Investor hanya bisa mengantongi untuk kalau harga emas naik selama anda menggadaikan emas. Kalau terpaksa menjual emas dilemari gadai bank atau pegadaian ketika harganya turun, Anda akan kehilangan potensi keuntungan, padahal telah mengeluarkan biaya gadai.
Karena itu Rully mengingatkan. Anda harus tahan menggadaikan emas ini dalam jangka panjang. “Ini memang bukan untuk spekulasi “,tegasnya.
Tertarik investasi berkebun emas? Sebelum memulai, Anda tetap harus berhitung cermat.

Investasi logam mulia emas - Untuk Artikel lengkapnya Anda bisa dapatkan di Tabloid KONTAN Edisi 14-20 Desember 2009

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Pengikut