Senin, 21 Desember 2009

Kliping Emas 3-4 Desember 2009

Emas Masih Bakal Lebih Mahal

Jumat, 4 Desember 2009 | 11:03 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com - Menjelang tutup tahun, emas seakan tak pernah lelah mencetak rekor harga baru. Hingga pukul 19.00 WIB kemarin (3/12), harga kontrak emas di divisi Comex NYMEX Amerika Serikat (AS) telah menginjak angka 1.219 dollar AS per troy ounce.

Setidaknya, ada dua faktor fundamental yang mengakibatkan harga emas kian berkemilau. Pertama, aksi beli emas dari investor ritel maupun negara. Setelah China dan India, negara kecil seperti Pakistan sudah mengganti sebagian cadangan devisa dari dollar AS menjadi emas.

"Yang terdeteksi jumlahnya lebih dari satu ton," ujar Martono, Manajer Pemasaran Logam Mulia, kemarin. Padahal jika mau menelusuri, banyak negara maupun ribuan investor ritel yang telah mengantongi emas.

Kedua, pelemahan nilai tukar dollar AS. Kondisi ini mengakibatkan ongkos membeli emas yang berbasis dollar AS semakin murah. Ya, nilai tukar dollar AS memang tersungkur karena investor menggunakan greenback sebagai aksi carry trade.

Para pemodal memanfaatkan rendahnya bunga pinjaman AS, dan mengalihkannya pada barang komoditas, termasuk emas. "Kondisi ini mengakibatkan harga emas terus menguat dalam kurun beberapa bulan ke depan," ujar Nico Omer Jonckheere, Vice President Valbury Asia Futures.

Meski harga emas mulai mengalami jenuh beli (overbought), analis belum melihat potensi bubble atau jatuhnya harga emas. Sebab, bila membandingkan tingkat inflasi tiap tahun, harga emas jauh di bawah rasionya.

Sebagai perbandingan, harga emas pada tahun 1980 masih 850 dollar AS per troy ounce. Bila mengikuti inflasi hingga 2009, seharusnya harga emas mencapai 2.300 dollar AS per troy ounce. "Setiap persen kenaikan inflasi diikuti kenaikan harga emas yang sama," ujar Martono.

Nico meramal, harga emas akan terus menguat hingga 1.350 dollar AS per troy ounce pada kuartal pertama 2010. "Harga emas baru turun pada kuartal kedua 2010," imbuhnya. Alat ukur pergerakan harga emas adalah penguatan atau penurunan dollar AS. (Ade Jun Firdaus/Kontan)


Harga Tinggi, Emas Masih Tetap Dicari

Kamis, 3 Desember 2009 | 22:19 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com - Naiknya harga emas hingga mencapai nilai di atas 1.200 dollar per ounce ternyata tidak menyurutkan sepenuhnya minat para konsumen terhadap emas. Erwin (40) seorang pedagang emas di Jakarta saat ditemui Kompas.com Kamis (3/12) mengaku, jumlah transaksi jual beli di tokonya tidak lantas menurun akibat tingginya harga emas saat ini.

Menurut Erwin, justru ada sebagian pelanggannya yang berminat membeli emas ketika harga emas sedang merangkak naik seperti sekarang ini, dengan harapan harga emas akan terus melonjak tinggi sehingga mereka mendapat keuntungan yang berlipat ganda. Tujuannya adalah investasi.

Mereka membeli emas saat harganya merangkak naik kemudian untuk memperoleh keuntungan yang besar, mereka akan menjualnya pada saat harga emas dirasa sudah mencapai posisi harga yang sangat tinggi. "Beberapa pelanggan saya justru memburu emas saat sekarang-sekarang ini karena mereka pikir emas masih akan terus naik, nggak berhenti di harga sekarang ini. Kalo emasnya naik lebih tinggi lagi, mereka akan jual. Dapatlah mereka untung besar," ujar Erwin.

Namun diakui Erwin bahwa sebenarnya dirinya sanksi jika emas akan naik ke harga yang lebih tinggi dari posisi harga saat ini karena menurutnya harga emas cenderung akan turun drastis setelah melonjak naik.

Sumber:
http://bisniskeuangan.kompas.com/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Pengikut